Mengapa mereka selalu tuliskan romantisme dalam bait hujan,
kopi,
senja,
purnama,
langit berbintang,
dan hening malam?
Padahal romantisme juga dalam hisap cerutu, uap kacang rebus, wangi pisang goreng, bising siang, dan retak aspal jalan
Mengapa mereka tuliskan romantisme dalam sajak kecupan,
senyum bibirmu,
dan hangat lingkar dekapan?
Padahal romantisme juga pada derai canda, ribut perang mulut, dan gigil subuh hari
Romantisme juga saat berebut kerupuk,
ngaso di pojokan,
antri jamban,
obrolan tepi selokan
Ia ditulis sebagai syair lumpur,
nyeri otot paha,
cucian yang tak kering
Romantisme tak lebih dari sekedar cara untukmu menikmatiNya
draft sepanjang perjalanan Sukabumi-Semarang, kelar TnT#6
wed, nov 2, 2016
-mie-
1 komentar:
aduh maimih ini romantis ya ternyata. huehuehue
Posting Komentar