ini tentang mental! (ini tentang kualat!) - bag 2 dari 2

Oke, ini merupakan postingan lanjutan

Sebelumnya saya sudah memberi awalan tentang mental, sekarang akan saya omongkan bagian kualatnya.

Seperti yang pernah saya singgung di postingan pembantaian anak kecil, saya menulis KI (karya ilmiah a.k.a tugas akhir, skripsi) tentang gegar otak alias cedera kepala. Pembimbing saya Pak Propesor Bedah Saraf yang luar biasa baik sekaligus luar biasa sibuk. Dan (tidak) untungnya penguji saya adalah senior Pak Prop yang (kadang) luar biasa baik sekaligus (sering sekali) luar biasa iseng.

Ujian proposal berlangsung dengan amat sangat baik sekali sampai-sampai saya tidak percaya kalau yang nguji adalah bapak tersebut. Selama beberapa hari saya larut dalam euforia tidak-dibantai-saat-ujian-proposal sampai pada hari dimana saya menyadari (lagi) suatu fakta: saya harus ikut semester pendek (SP) ilmu bedah. JDAAAAR!!! Kiamat datang sebelum 2012! Kalo ikut SP bedah brarti saya harus berhadapan dengan Bapak itu! TIDAAAK!!
.

.

.

Dan hari pembantaian yang sesungguhnya pun tiba~

*si Bapak datang, buru-buru nutup muka pake buku, nunduk, sembunyi di balik punggung teman lain*
Mr.E : lho ini kok kosong? ayo pindah, di isi yang depan kamu sini mie
mie  : harusnya tadi aku nelat aja, ato nggak usah masuk sekalian
Mr.E : oke, sekarang dosennya mimie, kan dia udah pinter bedah saraf
mie  : lho pak~
Mr.E : dah sana maju, tulis hukum Monroe-Kelly
mie  : *dengan pede, semangat juang 45 maju buat nulis*
Mr.E : lhoo bukan yang itu
mie  : oo, yang terakhirnya konstan itu kan ya pak?
Mr.E : iya
*berbalik, bersiap nulis hukum Monroe-Kelly yang sebenarnya, tapi mendadak berbalik lagi*
mie  : lupa pak~ *inosen*
Mr.E : mimie pek*k! gitu berani ambil KI bedah saraf  $#**#!$@%$*&@#$@!@

Dan sepanjang perkuliahan saya menjadi tumbal kawan-kawan saya untuk dibantai sedemikian rupa. Dan klimaksnya adalah,,

Mr.E : darah vena di otak ngalir dimana?
mie  : sinus pak *sudah bisa mendengar degup jantung sendiri*
Mr.E : sinus apa? sinus frontalis, maxilaris?
mie  : *njawab tanpa mikir* iya pak
Mr.E : *melotot nahan marah* KENTIR! MIMIE KENTIR! tak kandakke Z (propesor saya) kwe! (gila! mimie gila! ku adukan Z kamu!)
mie  : *makin bisa mendengar degup jantung, tapi mendadak bingung karena sudah merasa menjawab dengan amat sangat benar sekali* ....
Mr.E : sinus frontalis, sinus maxilaris itu kan isinya udara...bla..bla..bla..
mie    : *tersadar dari kegoblokannya*
Mr.E : piye tho mie,,mie,,
mie  : lupa pak T_____T *mau njawab tegang, tapi nggak brani*
.

.

.

Sebenernya saya sudah sering sekali dicacimaki, dihina, dibantai, dipukul, diinjak, dibanting, dianiaya (lebay~) oleh Bapak itu. Dan saya sudah kebal, tapi kasus hari itu beda:
1. saya ambil KI bedah saraf
2. saya mantan asdos anatomi
3. SAYA AMBIL SP BEDAH!! ini yang fatal!!
Sepertinya ajaran guru saya waktu SD masih terngiang di telinga saya: "Berani karena benar, takut karena salah". Karna tau saya salah, mental saya jatuh seketika!

Beberapa hari setelahnya saya berpikir, apa jangan-jangan saya kualat ya udah ngomongin residen-residen bedah (seperti yang saya tulis sebelumnya). TIDAAAK!! Kalo iya,
Maap ya Bapak-Ibu residen bedah yang pernah saya rasani (omongin di belakang). Maap sekali~~

Pelajaran yang bisa dipetik:
1. jangan suka ngomongin kejelekan orang
2. belajar!
3. jangan pernah ambil SP bedah
4. jangan ambil KI yangmana kamu dapet nilai jelek di mata kuliah yang bersangkutan


PS: di akhir kuliah beberapa temen menghampiri, menjabat tangan, lalu dengan muka inosen berujar "makasih ya mie, kami selamat berkat kamu~".
ASEEEM!!





thu, mar 25, 10
-mie-

1 komentar:

Saung Kang Gugum mengatakan...

hohoho..I know this moment..

Posting Komentar